
Oleh karena tidak terdapatnya huruf “R" dalam bahasa Singkil dan tidak adanya huruf/aksara Singkil maka bahasa Singkil kalau ditulis dengan huruf latin maka lain tulisannya lain pula bacaan nya sama dengan bahasa Inggris pada pembahasan sebelumnya. Maka semua lambang huruf "R" harus dibaca/diucapkan sebagai huruf "Gh" dalam bahasa Arab.
Dan cara membacanyapun harus benar-benar dipelajari supaya arti yang dideskripsikan kata dalam bahasa Singkil itu tidak salah serta tidak janggal terdengar di telinga orang Singkil. Misalnya kosa kata KELLEK. Huruf "e" disitu harus diucapkan seperti huruf "e" pada kata "DEKAT" dalam bahasa Indonesia. Huruf "k" yang terakhir harus juga diucapkan seperti huruf "Q" (qaf) dalam bahasa Arab sehingga orang Singkil faham artinya, yakni "amat-sangat" dan tidak janggal terdengar oleh telinga orang Singkil.
Demikian juga dengan huruf ‘F' dalam bahasa Singkil “kurang laku". Hampir semua kosa kata bahasa Singkil tidak pakai huruf "F" atau barangkali semuanya: walaupun orang Singkil sendiri dapat dengan baik melafalkan huruf ”F“ tersebut kalau sedang berbahasa lain.
Walaupun bahasa Singkil merupakan bahasa persatuan dalam wilayah Singkil namun antara Souraya dengan Cinendang terdapat perbedaan-perbedaan kecil: bahkan antar kampung di Souraya pun terdapat perbedaan-perbedaan kecil itu. Demikian juga intonasinya berbeda Juga. Misalnya di Sukhaya untuk memanggil ibu dari ayah dengan panggilan "nempak" (berasal dari “inang bapak“ menjadi "nangpak" menjadi "nempak“) dan ibu dari ibu dipanggil "adong"; maka di Cinendang kedua-duanya dipanggil dengan sebutan "adong".
Sumber steemit.com
No comments:
Write comments