
Suku (Bangsa) Singkil terutama terdiri dari orang Souraya dan orang Cinendang yang pada zaman dahulu, sejak sekitar abad XVII masing-masing mempunyai 8 (delapan) kerajaan sehingga terkenal dengan “Kerajaan Sienambelas” yang maksudnya berjumlah 16 (enam belas) kerajaan. Kerajaan yang langsung bertempur dengan pasukan Belanda secara frontal ialah kerajaan Batu-batu di bawah pimpinan rajanya bernama Sultan Dolat: yang terkenal dengan Benteng Batu-Batu.
Sebagai taktik perang kerajaan Batu-batu untuk bertahan dari gempuran si Kafir yang maksudnya Belanda: yang sekarang dilestarikan sebagai nama lapangan bola di Pasar Singkil dan nama Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Simpang Kiri.
Di Souraya ada delapan kerajaan yang berdaulat yakni:
Kerajaan Kuta Baharu.
Kerajaan Longkip.
Kerajaan Mbinanga.
Kerajaan Ntualang.
Kerajaan Paser Bello.
Kerajaan batu-batu.
Kerajaan bellegen.
Kerajaan Kombih.
Sementara delapan kerajaan di aliran sungai Lae Cinendang yaitu:
Kerajaan Tanjung Mas.
Kerajaan Silatong.
Kerajaan Ujung Limus.
Kerajaan Suro.
Kerajaan Serinah.
Kerajaan Tanah Merah.
Kerajaan Kuta Batu.
Kerajaan Punaga.
Bahasa Singkil
Basa Singkil merupakan salah satu bahasa yang terdapat di Propinsi Aceh yang keberadaannya sedikit sekali diketahui. Singkil yang merupakan salah satu suku di Indonesia masih sangat jarang ditemui dalam bentuk literatur. Dalam tulisan ini saya berusaha sedikit memperkenalkan suku dan bahasa Singkil.
Singkil yang selama ini jarang diketahui merupakan sebuah suku yang menjadi mayoritas penduduk di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam serta ditemui juga dalam jumlah yang cukup signifikan di Kabupaten Aceh Tenggara. Selama ini orang yang bersuku dan berbahasa Singkil lebih terbiasa menyebut dirinya sebagai Kalak Kampong dan ber-Basa Kampong. ini merujuk pada tempat tinggal ratarata penuturnya di Gampong. yakni tata pemerintahan terkecil bagi masyarakat Aceh. Sebagian ada juga yang menyebut dirinya Kalak Buang. ini merujuk pada sebutan Orang Pakpak terhadap Tanoh Singkil sebagai Tanoh Buang.
Sebutan Boang ini pula sudah mulai mengakar semenjak terbukanya hubungan darat Subulussalam di Tanoh Singkil ke Sidikalang di Tanoh Pakpak sekitar medio tahun delapan puluhan.
Sehingga dengan kebiasaan seperti ini, yakni menyebut diri sebagai orang kampong, maka sudah pasti hilangnya eksistensi dari penyebutan Suku Singkil itu sendiri. Dan mingkin akan berdampak pada kepunahan, Suku Singkil tidak lagi dikenal kemudian hilang secara perlahan.
Maka sebagai manusia yang berilmu pengetahuan sudah sepantasnya kita mencari tahu identitas itu sendiri serta menjaga dan melestarikanya. Yakni meninggalkan penyebutan kalak kampong, dan membiasakan menyebut Suku Singkil.
Bahasa yang digunakan oleh Bangsa Singkil disebut Bahasa Singkil yang menjadi Bahasa Persatuan di seluruh wilayah Singkil. Sangat khas dalam Bahasa Singkil ialah dalam bahasa tersebut tidak terdapat bunyi huruf “R“ seperti di dalam Bahasa Inggris. Jika kita lihat di dalam Bahasa Inggris maka tidak terdapat huruf "R" dan memang Bangsa Inggris tidak dapat melafalkan huruf tersebut walaupun mereka memakai bahasa selain Bahasa Inggris.
Namun, tidak demikian dengan Bangsa Singkil, walaupun dalam bahasa mereka tidak terdapat huruf "R" akan tetapi mereka dapat melafalkan huruf tersebut, terutama kalau mereka memakai bahasa selain Bahasa Singkil. Bahkan mereka akan persis dalam melafalkan bahasa tersebut sehingga orang tidak akan mengetahui bahwa yang berbicara tersebut adalah orang Singkil.
sumber steemit.com
No comments:
Write comments